Senin, 18 April 2011

BRIPTU NORMAN dan EKSPLOITASI MEDIA

Saya akhirnya mencurahkan uneg-uneg pribadi, melihat fenomena akhir-akhir ini dengan kemunculan Briptu Norman Kamaru yang sudah, bahkan sangat membahana di negerti ini, disatu sisi saya sangat salut dan hormat dengan kreasi seni Briptu Norman di You Tube, kaset CD-nya pun saya beli, lebih dari itu, tidak ada acara entertaiment yang terlewatkan dari pantauan saya yang kesemuanya bercerita dan mengekspos tentang keberhasilan Briptu Norman Kamaru di kancah musik Indonesia meskipun hanya lewat upload ke dunia maya. Sukses sekali lagi buat Briptu Norman.

Tapi ada yang sedikit menggelitik di hati dan pikiran saya dengan berbagai pertanyaan yang entah kepada siapa harus saya ajukan, pertanyaanya begini, "Kalau sudah jadi seleb gini gimana dengan pekerjaan wajib Briptu Norman ya" pertanyaan ini sering kali muncul dibenak saya ketika menyaksikannya di acara intertaiment tv nasional.

Hal lain yang juga membuat saya merasa terusik adalah ketika beberapa orang presenter dan pelawak yang mengikutkan Briptu Norman dalam sebuah acaranya dengan panggilan "Kamu" kepada Briptu Norman Kamaru, keterusikan saya ialah karena saat itu Briptu Norman mengenakan baju dinasnya Korps Brimob, bukan memprofokasi, terus terang ini penilaian pribadi saya, yang saya maksud adalah, apakah kalimat "Kamu" itu pantas di sampaikan kepada sesorang yang berpakaian dinas seperti itu, paling tidak hormati pula-lah pakaian dinas yang ia kenakan, panggil pak kek, bapak atau apalah yang kesannya lebih sopan dan lebih "menghargainya sebagai seorang anggota kepolisian".

Yang jelas yang membuat saya semakin yakin untuk menulis tulisan ini adalah ketika saya membaca berita singkat Koran Facebook hari ini Senin, 18/04 berjudul "PRAMONO ANUNG: STOP EKSPLOITASI BRIPTU NORMAN" sekitar pukul 14:30, berita yang induknya berawal dari Kompas tersebut berisi tentang Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung yang mengatakan apa yang terjadi saat ini sudah mengarah pada tindakan eksploitasi yang berlebihan terhadap Briptu Norman oleh institusi asalnya, Polri, dan media.

"Saya terus terang melihat eksploitasi yang agak berlebihan terhadap Briptu Norman. Kasihan Briptu Norman-nya, harusnya secara proporsional lah. Jangan kemudian Briptu Norman seakan-akan menjadi Sinta dan Jojo. Ini memprihatinkan bagi saya. Saya memang menyukai Briptu Norman, tetapi kemudian jangan dieksploitasi. Ini kan terlihat sangat berlebihan," kata Pramono.(KF-Koran Warga/1/Kompas)(Senin, 18/04).

Ternyata apa yang menjadi penilaian saya selama ini juga dirasakan oleh wakil rakyat di DPR-RI, karena ekspose tentang Briptu Norman Kamaru saat ini sudah sangat berlebihan, bahkan kalau saya tidak salah dengar juga sudah ada keluhan dari beliau yang sudah merasa kelelahan, ada yang juga saya rasakan, karena seharusnya ekspose tentang dirinya tidak usah berlebihan karena ia juga memiliki tanggung jawab yang besar di kesatuannya, toh kepopulerannya sudah dikenang berbagai kalangan.

Kesannya sekarang dengan kehadiran Briptu Norman Kamaru juga sudah seperti aset media dalam mencari pemirsa (TV) Pembaca (Koran) dan Pendengar (Radio) yang lebih banyak, karena dengan demikian juga diharapkan mampu meningkatkan hasil penjualan produk yang diiklankan di media tersebut.

Yang jelas ini adalah penilaian pribadi saya saja, tidak ada unsur apapun, hanya sebagai rasa simpatik saya atas keberhasilan Briptu Norman yang sudah mampu mengalahkan kepopuleran artis-artis lainya, semoga juga ini bisa menjadi bekal bagi beliau sendiri dan menjadi aset bagi kepolisian dalam melahirkan Briptu Norman yang lainnya agar masyarakat benar-benar mencintai kepolisian itu sendiri dengan semboyannya melindungi dan mengayomi masyarakat...karena Briptu Norman telah membuktikannya, begitu banyak masyarakat Indonesia yang bersimpatik padanya.

-Salam-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Lainnya
Widget By:[arsip berita,artikel dan foto]
Semua Arsip Tahun 2011
  • Januari
  • Februari
  • Maret
  • April
  • Mai
  • Juni
  • Juli
  • Agustus
  • September
  • Oktober
  • November
  • Desember
  •