Sabtu, 26 Maret 2011

Bendahara ISI Masih Trauma

PASCA TERTIPU RP155 JUTA

Jumat, 25/03/2011 18:07 WIB
padangmedia.com - PADANG
– Bendahara Ikatan Seni Indonesia (ISI) Kota Padangpanjang saat ini masih trauma pasca pencatutan nama Ketua ISI yang berujung penipuan sebesar Rp150 juta. Baik Bendahara ISI, Vera Novaliza maupun Ketua ISI, Mahdi Bahar, tidak ada yang mau berkomentar kepada padangmedia.com saat dicoba ditemui, Jumat (25/3).

Kapolres Padangpanjang, AKBP. Rudy Harianto melalui Kabag Reskrim AKP Abdul Rochman mengatakan, kasus itu masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres Padangpanjang.

Kasus penipuan bermula saat pelantikan rektor ISI Mahdi Bahar di Kementrian Pendidikan Nasional 8 Maret 2011 lalu. Pada hari itu, seseorang yang mengaku sebagai Ketua ISI, Mahdi Bahar, menelpon Vera.

Mahdi Bahar gadungan itu lantas meminta Vera Novaliza untuk meminjamkan uang sebesar Rp35 juta dan minta dikirimkan lewat Bank Mandiri Syari’ah atas nama Endang Fuji Astuti dengan nomor rekening 3507000116. Dikatakannya, pinjaman tersebut merupakan pinjaman pribadi untuk keperluan ISI dan berharap pinjaman tersebut tidak diberitahukan kepada siapa-siapa. Apalagi, ISI dalam kondisi yang kurang kondusif.

Karena merasa yakin yang menelponya adalah Mahdi Bahar, Vera segera mentransfer uang permintaan penelpon tersebut melalui Bank Mandiri Padangpanjang. Selanjutnya, pada 9 Maret 2011, penipu yang mengaku rektor ISI tersebut kembali minta dikirimkan uang sebesar Rp5 juta dengan alas an dana masih kurang lewat rekening yang sama. Kemudian, pada 10 Maret, Mahdi Bahar gadungan kembali meminta transfer uang Rp70 juta dan ditransfer melalui BNI atas nama Endah Widiastuti.

Keeseokan harinya, penelpon yang mengaku sebagai Mahdi Bahar itu kembali meminta Rp45 juta dan dikirim ke rekening yang sama atas nama Endah Widiastuti dengan nomor rekening 0183541360.

Terakhir, pada 16 Maret, Mahdi Bahar palsu itu minta pinjaman Rp45 juta. Namun, karena Vera Novaliza saat itu tengah berada di Bukittinggi, Vera menyarankan untuk menghubungi bendaharawan lain, yaitu Mulyawarman. Akan tetapi, saat Mahdi Bahar gadungan menghubungi Mulyawarman, permintaannya tidak bisa dipenuhi karena dana kas sudah tidak ada.

Kasus penipuan itu mulai terungkap saat Prof.DR. Mahdi Bahar balik dari Jakarta usai dilantik sebagai Rektor ISI Padangpanjang. Beberapa hari setelah di Padangpanjang, Vera Novaliza menagih pinjaman uang yang telah ditransfernya.

Mendapat tagihan seperti itu, Mahdi Bahar terkejut. Karena, ia tidak pernah meminjam uang kepada Vera Novaliza. Sadar merasa telah ditipu penelpon gelap, Vera langsung melapor ke Polres Kota Padangpanjang. (isril)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Lainnya
Widget By:[arsip berita,artikel dan foto]
Semua Arsip Tahun 2011
  • Januari
  • Februari
  • Maret
  • April
  • Mai
  • Juni
  • Juli
  • Agustus
  • September
  • Oktober
  • November
  • Desember
  •