Rabu, 27 April 2011

Kepiawaian Penyiar Radio Membobol Bank

Dia juga pernah membobol Rp 220 miliar di Bank Mandiri.

Sepak terjang Richard Latief, salah satu pelaku pembobolan dana milik PT Elnusa yang berada di rekening Bank Mega di dunia perbankan sudah tidak diragukan lagi. Dia pernah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh polisi.

Polisi memburu pria yang pernah menjadi penyiar radio itu karena sudah berkali-kali terlibat aksi kejahatan pembobolan dana beberapa perusahaan di bank swasta dan pemerintah.

Dia pernah membobol uang milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara senilai Rp220 miliar di Bank Mandiri Cabang Jelambar, Jakarta Barat, pada 2009 lalu. Belakangan, Richard ikut terlibat pembobolan dana PT Elnusa senilai Rp111 miliar di Bank Mega.

Meskipun hanya lulusan SMA, Richard yang dikenal sebagai broker itu memiliki jaringan luas ke sejumlah pejabat bank. Bakatnya di dunia marketing membuatnya cepat dikenal.

Richard mengaku kepandaian melobi didapat saat dirinya menjadi penyiar di sebuah stasiun radio di Padang, Sumatera Barat, pada tahun 1975.
"Penghasilan sebagai penyiar radio dan pengisi iklan juga yang saya gunakan untuk biaya sekolah," kata Richard saat ditemui di ruang penyidik di Polda Metro Jaya, Rabu 27 April 2011.

Dari usahanya 'menjual' suara kemudian dimanfaatkan untuk mendekati pengusaha. Hasilnya, dia ditawari pekerjaan di Marisol Nusantara, distributor susu.

Perusahaan itu lalu mempromosikan Richard di divisi marketing. Padahal dia hanya lulusan SMA. Tidak hampir satu tahun, kesempatan lain datang. Saat itu datang dari PT Johnson and Johnson. "Saya tidak lama di situ, kemudian pindah ke PT Bayer Agrochemical, untuk mengisi bagian marketing," ungkapnya.

Keahliannya makin mahir, membuatnya kembali dilirik PT Dipa Maskito. Di perusahaan inilah, Richard mendapatkan pengetahuan lebih tentang marketing, bahkan disekolahkan perusahaan ke Singapore College. "Saya makin terdidik di marketing dan mudah mencari simpati orang," tutur dia.

Dari situlah, Richard akhirnya bisa mengenal pengusaha dan sejumlah pejabat bank. Berkat jaringannya yang kuat ke sejumlah pengusaha dan pejabat bank ini, Richard akhirnya memutuskan untuk menjadi broker. "Padahal saya tidak pernah dapat ilmu perbankan," imbuh dia.

Dari usahanya menjadi broker, Richard mendapat banyak uang. "Profesi broker cukup menjanjikan, tapi keuntungannya paling setengah persen, satu persen. Jarang bisa dapat lebih dari itu," kata dia.

Namun dia membantah jika telah membobol dana PT Elnusa. Richard mengaku hanya bertugas sebagai penghubung. "Saya hanya kenalkan pengusaha dengan banker, mekanismenya mereka yang atur," katanya.

Sebelumnya, Kepala Satuan Fiskal Moneter dan Devisa Ajun Komisaris Besar Polisi, Aris Munandar, mengatakan tersangka Richard merupakan DPO kasus korupsi tertanggal 17 Mei 2006 dan 2009 terkait dana Pemkab Aceh di Mandiri Cabang Jelambar.

Richard, kata dia, memiliki keahlian khusus di bidang komunikasi sehingga mampu meyakinkan para tersangka lain untuk ikut berperan dalam kejahatan perbankan ini. "Dia mempunyai keahlian berkomunikasi. Dan pernah marketing swasta dan menjadi penyiar radio," kata Aris lagi. (adi)
sumber : VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Lainnya
Widget By:[arsip berita,artikel dan foto]
Semua Arsip Tahun 2011
  • Januari
  • Februari
  • Maret
  • April
  • Mai
  • Juni
  • Juli
  • Agustus
  • September
  • Oktober
  • November
  • Desember
  •